Bagi kita orang awam mungkin jarang sekali mendengar kata "Storyboard", apa sich..Storyboard itu ?
Menurut Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1996. Hal 232
Storyboard atau dalam bahasa indonesia bisa disebut Papan Cerita adalah salah satu cara alternatif untuk mensketsakan kalimat penuh sebagai alat perencanaan. Papan cerita menggabungkan alat bantu narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual terkoordinasi.

Peran Storyboard dalam Produksi Film
Istilah storyboard bagi sebagian orang masih terdengar asing. Storyboard adalah rancangan berupa sket atau gambar yang dilengkapi dengan petunjuk atau catatan pengambilan gambar untuk kebutuhan syuting. Storyboard adalah salah satu komponen yang wajib dalam tahapan produksi media audio visual termasuk film.
Pembuat storyboard dikenal dengan istilah storyboard artist.

Storyboard artist bertugas membuat storyboard dari skenario yang digunakan sebagai panduan visual dari cerita. Antara skenario dan storyboard saling mendukung, skenario berisi panduan cerita dalam bentuk tulisan sedangkan storyboard sebagai panduan visualnya.
Di Indonesia, storyboard lebih banyak digunakan dalam produksi iklan TV atau video klip musik. Iklan TV dan video klip musik memang memiliki tingkat detail gambar yang tinggi dan dinamika kamera yang kompleks. Sedangkan untuk film layar lebar penggunaan storyboard masih bergantung pada genre atau jenis filmnya.
Saat ini belum banyak film nasional yang menggunakan jasa seorang storyboard artist. Dalam salah satu wawancara dengan wartawan Indosinema, Rizki Hanggono, storyboard artist film “Bangsal 13″ dan “Ungu Violet”, menyatakan bahwa minimnya film nasional yang menggunakan storyboard disebabkan sebagian besar film yang diproduksi di Indonesia bergenre drama. Film bergenre drama biasanya memang tidak membutuhkan dinamika kamera yang kompleks sehingga konsep visualnya langsung digarap saat syuting.
Peran Storyboard dalam Produksi Film
Bila mengacu pada tahapan produksi film yang benar, peran storyboard teryata memegang peranan yang penting, terutama dalam mendukung proses pra produksi. Selama proses pra produksi, perencanaan atau keinginan sutradara yang berhubungan dengan visualiasasi film yang akan dibuat membutuhkan storyboard sebagai media bantunya. Seorang sutradara membutuhkan peran storyboard artist untuk menerjemahkan secara detail, shot per shot dari setiap bagian cerita yang terdapat dalam skenario.
Apa pun genre film yang diproduksi, posisi storyboard sebenarnya sangat membantu dalam mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan angle kamera, lighting atau artistik. Dengan adanya storyboard masalah-masalah itu bisa ketahuan jauh sebelum syuting dimulai. Jadi intinya kesalahan sekecil apapun yang muncul di waktu syuting bisa diminimalisir kalau ada storyboard yang matang.
Dalam diskusi “Storyboard for Film” yang diadakan Aksinema dan Salman Films, 21 Februari yang lalu, Muhammad Fatahillah, storyboard artist film “Kawin Laris”, menyatakan bahwa peran seorang storyboard artist dalam suatu produksi film nasional harus lebih ditingkatkan. “Bila film-film nasional ingin bersaing dengan film-film luar negeri yang sudah lebih maju, maka peran seorang storyboard artist tak bisa dipisahkan dari suatu proses produksi,” tutur Fatah yang juga seorang komikus ini.
Fatah kemudian menuturkan perannya dalam produksi film “Kawin Laris”, “Saya bersama Bu Cassandra Massardi (sutradara “Kawin Laris”) merencanakan bersama-sama gambaran visual film itu. Jadi saya tidak bekerja sendiri. Saya menggambar lebih dari 40 scene, dan itu semua atas petunjuk sutradara.”
Ketika ditanya tentang alasan sutradara film “Kawin Laris” memakai jasa seorang storyboard artist, Fatah menyatakan bahwa mereka ingin menjalani suatu proses produksi film yang lebih matang dan berkualitas. “Dengan proses yang lebih matang kita terbiasa untuk menghargai suatu proses dan tidak semata-mata mengacu pada hasil akhir”, begitu Fatah menyimpulkan.
Storyboard Kurang Dibutuhkan?
Bila mengacu pada kualitas sebagian besar film nasional yang masih rendah, proses produksi yang kurang matang ditenggarai sebagai salah satu penyebabnya. Salah satu bentuk dari proses produksi yang kurang matang itu bisa jadi disebabkan kurangnya peran storyboard artist dalam produksi film nasional.
Mengenai posisi storyboard artist dalam industri film nasional saat ini, Rizki Hanggono punya analisanya sendiri, ” Di film layar lebar storyboard belum dibutuhkan banget, terbukti masih sedikitnya storyboard artist yang ada bila dibandingkan dengan art director dan director of photography, apalagi director.”
Namun Rizki optimis di kemudian hari kesadaran insan perfilman nasional akan peran storyboard artist akan lebih baik. Hal serupa juga diharapkan oleh Fatah. Fatah yang sehari-harinya bergiat di Komunitas Komik Bandung ini menegaskan bahwa sekarang sudah banyak anak-anak muda Bandung yang memiliki skill sebagai seorang storyboard artist. “Tinggal diberi kesempatan saja, mereka pasti cepat belajar,” pungkasnya.
Untuk menghasilkan film nasional yang berkualitas dibutuhkan suatu konsep produksi yang menghargai proses. Melalui proses produksi yang matang dan berkualitas diharapkan akan muncul karya-karya yang bermutu dan dapat bersaing di pasar internasional. Kita berharap semoga industri film nasional bisa terus membenahi dirinya

Comments (0)