Tahun 1987 aku lulus SMA, senang yang tak terhingga rasanya waktu itu, karena aku tidak termasuk 7 teman SMAku yang gagal ujian alias nggak lulus, namun kesenangan itu hanya sesaat saja karena beberapa hari berikutnya aku nggak tau lagi kemana setelah SMA, ingin sekali kuliah namun dengan keadaan keluarga yang sangat pas-pasan aku harus berfikir panjang jika mau kuliah.

Mau kerja..?, bekal apa yang aku gunakan ?, taulah. . . .aku kan lulusan SMA yang tak punya keterampilan, setelah berpikir panjang akhirnya aku mencoba mengikuti SPMB, aku ambil jurusan Elektronika yang memang hobiku sejak SMP, pilihanku IKIP Sby dan ITS, maka aku ke surabaya tuk mendaftarkan diri ikut SPMB, karena aku sudah tak punya sanak saudara di surabaya maka saat tes SPMB aku dan temanku menginap di sebuah masjid di Jalan Semarang Surabaya, saat itulah aku sudah merasakan bagaimana menjadi anak rantau.

Beberapa minggu setelah test SPMB datanglah saatnya pengumuman, pagi-pagi aku dah berusaha beli koran namun setelah sekian lama nomer testku aku cari ternyata nggak ada, itu artinya aku nggak diterima di perguruan tinggi. Kecewa.....menyesal...galau...itulah perasaan yang aku rasakan saat itu.
Suatu malam aku dipanggil kedua Orang Tuaku, kami bermusyawarah tentang masa depanku, maklum aku anak pertama dari 4 saudara, aku adalah calon pilot dalam keluargaku, aku bakal jadi tumpuan harapan keluarga termasuk adik-adikku nanti, aku adalah teladan bagi saudara-saudaraku, maka dengan musyawarah yang cukup alot akhirnya orang tuaku menyetujui aku kuliah di PTS, aku ambil jurusan PIPS PMP&Kn di Unmuh Sby.
Hari-hari kuliahku aku lalui dengan kesahajaan, sore aku berangkat ke stasiun KA diantar Ayah dengan Sepeda Kebo bututnya, sengaja aku naik Kereta KRD dengan harapan biaya murah, kalo bisa gratis, Nah.. untuk mendapat gratisan ini aku harus rela pindah dari satu gerbong ke gerbong lain menghindari pemeriksaan kondektur, tak terasa hal itu aku jalani 4 tahun lamanya hingga saat wisuda tiba, tahun 1992 aku lulus kuliah dan Alhamdulillah langsung diterima mengajar di SMP AL-ISLAM Krian, profesi ini aku lakoni dengan penuh semangat hingga tahun 1994 aku dipercaya menjadi Wakil Kepala sekolah, prestasi yang sangat pesat dan cepat sekali dalam karierku hingga membuat Orang lain yang sudah lama mengincar kursi Wakasek ini iri dan benci kepadaku, tapi hal itu nggak jadi masalah dalam karierku, sebagai bagian dari unsur pimpinan sekolah aku harus bisa bekerja dengan siapa saja serta dengan karakter yang beraneka ragam juga. Alhamdulillah YAPALIS memberi beberapa kali kesempatan kepadaku mendampingi Kepala Sekolah, lumayan 10 tahun lebih lamanya aku jadi Wakil Kepala Sekolah , hingga akhirnya tahun 2004 aku harus memberikan tongkat estafet kepemimpinan kepada rekan kerjaku yang lain yang lebih muda, sebagai kompensasi kegiatan keseharianku yang biasanya padat kini banyak waktu yang luang maka aku salurkan pada hobby komputerku dengan membuat rental komputer dan internet.
Seperti hari-hariku yang lain dengan kegiatan rutinku sebagai guru, suatu pagi seperti biasanya buka komputer , mengajar sambil sesekali cari berita di google, hari itu aku mendapat berita yang cukup menarik dan menantang yaitu Beasiswa DIKMENJUR bagi guru SMK, meski aku bukan Guru SMK namun dengan penuh semangat aku coba konfirmasi kabar beasiswa itu ke PENS(Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) -ITS, Alhamdulillah aku diberi kesempatan oleh Mbak Dewi bagian Administrasi untuk mengikuti Test, meski sebenarnya test masuk untuk mendapat beasiswa itu sudah kadaluarsa alias lewat hari, Aku mengikuti test beasiswa itu bersama teman akrabku Saudara Anas, dan Alhamdulillah berhasil.
Dari sini ada hikmah yang dapat aku ambil "UD UNI ASTAJIBLAKUM" mintalah / berdo'alah niscaya Aku(Alloh) kabulkan. Bersyukur sekali cita-citaku sejak SMA yang ingin kuliah di ITS sekarang terlaksana dengan cara yang cukup mudah dan mendapat beasiswa lagi, Alloh hu akbar "Alloh Tak Pernah Ingkar Janji"

Comments (0)